Mengenal Kode Etik Catur Karna Sapta Dharma Indonesia
Catur Karsa Sapta Dharma
Catur Karsa Sapta Dharma merupakan pengertian yang terbagi menjadi dua yaitu Catur Karsa dan Sapta Darma adapun memiliki prinsip sebagaimana berikut : Pengertian Etika Profesi
Catur karsa adalah 4 prinsip dasar yang wajib dimiliki oleh Insinyur Indonesia antara lain:
- mengutamakan keluhuran budi
- menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia
- bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dan
- meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
4 prinsip dasar ini dituntut menjadi insan yang memiliki integritas (budi pekerti luhur) dan semata-mata bekerja mendahulukan kepentingan masyarakat dan umat manusia dari kepentingan pribadi dengan senantiasa mengembangkan kompetensi dan keahlian engineeringnya.
Sapta Dharma adalah 7 tuntunan sikap dan perilaku Insinyur antara lain :
- mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
- bekerja sesuai dengan kompetensinya
- hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan
- menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya
- membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing
- memegang teguh kehormatan dan martabat profesi
- mengembangkan kemampuan profesional.
Sapta dharma substansinya adalah sama dan seiring dengan catur karsa, bahwa Insinyur Indonesia dituntut untuk memegang teguh etika dan integritas di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di mana pun dia bekerja sehingga dia bisa tetap mempertahankan reputasi profesinya dari waktu ke waktu.
Substansi utama kode etik Insinyur menurut saya tidak lain adalah etika dan integritas. Apa pun yang Insinyur lakukan entah itu dalam rangka pengembangan kompetensi keinsinyuran atau pun dalam rangka membangun hasil karya keinsinyuran tetap saja selalu mengacu pada prinsip etika dan integritas.
Kode etik profesi keinsinyuran
yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia adalah sangat relevan
dengan cita-cita Pancasila dan UUD 1945, seiring sejalan dengan program-program
yang dicanangkan oleh lembaga -lembaga anti-korupsi di dalam mengurangi
bahkan memberantas praktek-praktek korupsi di bumi nusantara. Korupsi, suap dan
segala bentuk lainnya bukan hanya mengganggu keberlanjutan pembangunan nasional
Indonesia tetapi juga bisa menjadi contoh buruk dan tidak
terpuji yang akan kita tularkan ke generasi penerus
selanjutnya, sehingga menjadi tugas kita bersama, korupsi dan segala
bentuknya ini harus diberantas dan dibumihanguskan dari tanah air
tercinta. Kode etik Insinyur ini memang hanya berlaku untuk Insinyur
Indonesia saja tetapi apabila semua anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
yang selanjutnya diberi gelar sebagai Insinyur bisa memberikan keteladanan kepada
profesi-profesi lainnya di Indonesia saya yakin ini bisa menjadi preseden
positif di dalam menggiring bangsa ini menuju bangsa yang lebih sejahtera dan
bermartabat.
Tahun 2011 lalu Pemerintah
mencanangkan program MP3EI dengan tujuan mempercepat dan memperluas
pembangunan ekonomi melalui pengembangan delapan (8) program utama
meliputi sektor industri manufaktur, pertambangan, pertanian, kelautan,
pariwisata, telekomunikasi, energi dan pengembangan kawasan strategis nasional.
Target yang ingin diraih bukanlah main-main. Tahun 2011 PDB kita
US$846 miliar dengan PDB per kapita US$3.495 dan menjadikan
Indonesia peringkat ke-16 dunia, maka pada 2025 PDB Indonesia diperkirakan
akan mencapai US$4.000 miliar dengan PDB per kapita US$14.250 dan berada di
peringkat ke-11 dunia. Prediksi yang lebih jauh lagi pada 2045, saat 100 tahun
kemerdekaan Indonesia, PDB ditargetkan akan mencapai US$15.000 atau berada di
peringkat ke-6 dunia dengan PDB per kapita US$44.500. Untuk mengarah kesana ada
beberapa hal yang bisa menjadi pendorong percepatan, yakni: (1) investasi
berbagai kegiatan ekonomi di 6 koridor ekonomi: Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Papua-Kepulauan Maluku, semuanya senilai
Rp2.226 triliun; (2) konektivitas yang sejatinya adalah pelengkapan
infrastruktur senilai Rp1.786 triliun; dan (3) penyiapan SDM nasional dan
penguasaan Iptek.
Insinyur dalam kerangka MP3EI
adalah sebagai aktor utama pembangunan, menjalankan profesi keinsinyuran
pada proyek-proyek infrastruktur mulai terlibat dari fase inisiasi, fase
perencanaan, fase eksekusi dan monitoring dan fase project close-out dan ini tidak main-main,
pemerintah membutuhkan insinyur-insinyur handal yang mengedepankan
profesionalisme, etika dan integritas dengan menjunjung tinggi dan menjalankan
kode etik profesi Insinyur. “Insinyur-insinyur Indonesia diharapkan
menjamin kehandalan serta keunggulan mutu, biaya dan waktu penyerahan hasil
dari setiap pekerjaan dan karyanya”, salah satu uraian dari tuntunan sikap dan
perilaku Insinyur. Output dari
proyek-proyek MP3EI ini sangat bergantung pada kualitas
Insinyur-insinyur kita, semakin mature mereka (from technical and attitudes stand
point) maka semakin bagus pula product deliverables proyek-proyek
yang terselesaikan. Ini juga menjawab betapa pentingnya eksistensi organisasi
PII di dalam mendidik dan membina Insinyur-insinyur pembangunan yang
juga pastinya akan memegang peranan strategis pada segala lini
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.