Pengertiaan Bahan Baku
Menurut
Nasution (2003) bahan baku, yaitu: yang merupakan input dari proses
transformasi menjadi produk jadi. Cara membedakanya apakah bahan baku termasuk
bahan penolong dengan mengadakan penelusuran terhadap elemen-elemen atau
bahan-bahan kedalam produk jadi.
Arti Penting Bahan Baku
Perusahaan
perlu mengadakan persediaan bahan baku, karena bahan baku tidak bias tersedia
setiap saat. Menurut Ahyari (1992) perusahaan akan menyelenggarakan persediaan
bahan baku, hal ini disebabkan oleh:
1.
Bahan baku yang digunakan
untuk proses produksi dalam perusahaan tidak dapat didatangkan secara satu
persatu sebesar jumlah yang tidak diperlukan serta pada saaat bahan tersebut
dipergunakan.
2.
Apabila bahan baku belum
atau tidak ada sedangkan bahan baku yang dipesan belum datang maka kegiatan
produksi akan berhenti karena tidak ada bahan baku untuk kegiatan proses
produksi.
3.
Persediaan bahan baku
terlalu besar kemungkinan tidak menguntungkan perusahaan karena biaya
penyimpananya terlalu besar.
Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Menurut
Masiyal Kholmi (2013), bahan baku memiliki beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1.
Perkiraan pemakaian
Merupakan perkiraan
tentang jumlah bahan baku yang akan digunakan oleh perusahaan untuk proses
produksi pada periode yang akan datang.
2.
Harga bahan baku
Merupakan dasar
penyusunan perhitungan dari perusahaan yang harus disediakan untuk investasi
dalam bahan baku tersebut.
3.
Biaya-biaya persediaan
Merupakan biaya-biaya
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengadaan bahan baku
4.
Kebijaksanaan pembelanjaan
Merupakan faktor
penentu dalam menentukan berapa besar persediaan bahan baku yang akan
mendapatkan dana dari perusahaan.
5.
Pemakaian sesungguhnya
Merupakan pemakaian bahan
baku yang sesungguhnya dari periode lalu dan merupakan salah satu faktor yang
perlu diperhatikan.
6.
Waktu tunggu
Merupakan tenggang
waktu yang tepat maka perusahaan dapat membeli bahan baku pada saat yang tepat
pula, sehingga resiko penumpukan ataupun kekurangan persediaan dapat ditekan
seminimal mungkin.
Jenis dan Golongan Bahan Baku
Walaupun kata bahan baku dapat digunakan secara luas untuk meliputi segala bahan yang digunakan dalam proses manufaktur, kata ini biasanya terbatas pada bahan yang secara fisik. Adapun Menurut Skousen (2011: 331), bahan baku dibedakan menjadi:
1.
Bahan Baku Langsung Bahan
baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang merupakan
bagian daripada barang jadi yang di hasilkan. Biaya yang di keluarkan untuk membeli
bahan baku langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan
jumlah barang jadi yang di hasilkan.
2.
Bahan baku tidak langsung,
adalah bahan yang penting untuk memfasilitasi proses produksi tetapi tidak
terlibat secara langsung dalam proses akhir.
Dari pengertian di atas, maka dapat
di jelaskan lebih lanjut bahwa bahan baku menurut Skousen (2011), adalah:
1.
Bahan baku merupakan
komponen pertama dalam memulai proses produksi, dengan demikian bahan baku
merupakan bagian dari proses produksi.
2.
Bahan yang belum pernah
diolah masih memerlukan perlakuan-perlakuan lebih lanjut dan harus didukung
faktor-faktor produksi lainnya agar mempunyai nilai tambah daya guna untuk
dapat dijual.
3.
Bahan yang sudah pernah
dilah tetapi masih memerlukan tindakan selanjutnya agar mempunyai nilai tambah.
Pemilihan Bahan Baku
Dalam setiap perencanaan, pemilihan
komponen bahan baku merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Karena
sebelum merencanakan terlebih dahulu diperhatikan dan diketahui jenis dan sifat
bahan yang akan digunakan, misalnya tahan terhadap kusut, tahan terhadap cuaca
dan lain-lain. Adapun tujuan pemilihan bahan baku, agar bahan yang digunakan
untuk pembuatan produk dapat ditekan se-efisien mungkin di dalam penggunaannya
dan selalu berdasarkan pada dasar kekuatan dan sumber pengadaannya. Supaya
bahan baku dapat memenuhi kriteria yang diharapkan, juga perlu diperhitungkan
adanya beban yang terjadi pada bahan baku tersebut. Menurut Skousen (2011),
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan baku adalah sebagai
berikut:
1.
Efisiensi Bahan
Dengan memegang prinsip ekonomi dan
berlandaskan pada perhitungan-perhitungan yang memadai, maka di harapkan biaya
produksi pada tiap-tiap unit sekecil mungkin. Hal ini dimaksudkan agar hasil-hasil
produksi dapat bersaing dipasaran terhadap prduk-produk lain dengan spesifikasi
yang sama.
2.
Bahan Mudah Didapat
Dalam perencanaan suatu produk, apakah
bahan yang digunakan mudah didapat atau tidak. Walaupun bahan yang direncanakan
sudah cukup baik tetapi tidak didukung oleh persediaan dipasaran, maka
perencanaan akan mengalami kesulitan atau masalah dikemudian hari karena
hambatan bahan baku tersebut. Untuk itu harus terlebih dahulu mengetahui apakah
bahan yang akan digunakan itu mempunyai komponen pengganti tersedia dipasaran.
3.
Spesifikasi Bahan Yang
Dipilih
Pada bagian ini penempatan bahan harus
sesuai dengan fungsi dan kegunaannya sehingga tidak terjadi adanya beban yang
berlebihan pada bahan yanag tidak mampu menerima beban tersebut. Dengan demikian
pada perencanaan bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan fungsi yang
berbeda antara bagaian satu dengan bagian yang lain, dimana fungsi dari
masing-masing bagian tersebut saling mempengaruhi antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya.
4.
Kekuatan Bahan
Dalam hal ini untuk menentukan bahan yang
akan digunakan haruslah mengetahui dasar kekuatan bahan serta sumber
pengadaannya, mengingat pengecekan dan penyesuaian suatu produk kembali kepada
kekuatan bahan yang akan digunakan.