Jenis dan faktor Persediaan
Jenis
Persediaan
Pembagiaan
jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan
berdasarkan tujuan. Persediaan dapat berupa bahan baku untuk keperluan proses,
barang-barang yang masih dalam pengolahan dan barang jadi yang disimpan untuk
penjualan. Dalam persediaan terdiri dari Suppliers, raw materials,
in-process goods, and finished goods.
1.
Suppliers Inventory, adalah unit persediaan yang digunakan pada saat normal
yang bukan bagian dari produk akkhir.
2.
Raw Materials
Inventory, adalah unit persediaan yang
untuk komponen yang dibeli dari supplier untuk digunakan sebagai input ke
dalam proses produksi.
3.
In-Procces Good
Inventory, adalah unit persediaan yang
digunakan pada komponen untuk melengkapi produk akhir dan masih melewati proses
produksi.
4.
Finished Goods
Inventory, adalah unit persediaan yang
digunakan pada komponen yang akan menjadi produk akhir.
Adapun
menurut Ristono (2008) persediaan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a.
Persediaan bahan baku dan
penolong
b.
Persediaan bahan baku
setengah jadi
c.
Persediaan barang jadi
Pembagian jenis persediaan berdasarkan
tujuannya, terdiri dari:
1.
Persediaan Pengamanan (Safety
Stock)
Persediaan
pengamanan atau biasa disebut dengan safety stock adalah persediaan yang
dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.
Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengatipasi ketidakpastiaan tersebut,
akan terjadi kekurangan persediaan (Stock Out).
a.
Penggunaan bahan baku
rata-rata
Salah
satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu,
khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada
masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena peramalan permintaan
langganan memiliki resiko yang tidak dapat dihindarkan bahwa persediaan
langganan memiliki resiko yang tidak dapat dihindarkan bahwa persediaan yang
telah ditetapkan sebelumnya atas dasar taksiran tersebut habis sama sekali
sebelum penggantian bahan/barang dari pesanan datang.
b.
Faktor Waktu atau Lead
Time
Lead
Time adalah lamanya waktu antar mulai
dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang
dipesan terseut dan diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu tersebut
tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lainnya, tetapi
bervariasi.
c.
Persediaan Antisipasi
Persediaan
anatisipasi diesebut juga stabilization stock merupakan persedediaan yang
dilakukaakn untuk menghadapi fluktasi ermintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebleumnya.
d.
Persediaan Dalam Pengiriman (Transit
Stock)
Persediaan
dalam pengiriman disebut work in proccess stock persediaan yang masih
dalam pengiriman, yaitu:
e.
Eksternal Transit
Stock adalah persediaan yang masih berada
dalam transportasi.
f.
Internal Transit
Stock adalah persediaan yang masih menungggu
untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
Faktor Biaya Persediaan
Menurut
Ristono (2008) persediaan merupakan faktor yang menentukan kelancaran produksi
dan penjualan, maka persediaan harus dikelola dengan tepat. Maka dari pada itu
perusahaan menentukan jumlah persediaan yang optimal, sehingga keberlangsungan
produksi dapat berjalan lancar, dan perusahaan memperoleh keuntungan, karena perusahaan
dapat memenuhi permintaan yang datang. Karena persediaan yang berlebihan, sebab
kondisi keduanya memiliki beban dan akibat masing-masing.
Bila
persediaan kurang, maka perushaan tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhan
semua permintaan sehingga akan berdampak pada pelanggan yang akan kecewa dana
beralih kepada kompetitor. Begitupun sebaliknya bilamana persediaan berlebih,
ada beberapa beban yang harus ditanggung, yaitu :
1.
Risiko kerusakan barang,
semakin lama barang tersimpan di gudang maka risiko kerusakan barang semakin
tinggi.
2.
Biaya penyimpanan di gudang,
semakin banyak barang yang di simpan maka akan semakin besar biaya
penyimpanannya.
3.
Resiko keusangan barang,
barang yang tersimpan lama akan “out of date” atau ketinggalan zaman.
Adapun
menurut Oden (1998) sistem persediaan adalah untuk menentukan berapa banyak
item yang harus diproduksi atau dibeli, dan kapan pembelian harus dilakukakan
sehingga biaya yang dikeluarkan bisa seminimal mungkin. Komponen biaya
persediaan meliputi:
1.
Penyimpanan atau biaya
pengangkutan
Dalam hal ini yang
berkaitan tentang penyimpanan item di gudang penyimpanan, meliputi: asuransi,
keuntungan, pajak, depresiasi, keusangan, kemerosotan, biaya gudang dan
lain-lain.
2.
Biaya pemesanan
Pada biaya pemesanan
ini meliputi :
a.
Gambaran banyaknya kebutuhan
berkaitan pada peramalan bahan baku ataupun kebutuhan lainnya dalam menunjang
proses produksi
b.
Mempersiapkan order
pembelian
c.
Pemeriksaan kualitas dan
kuantitas dari kedatangan perlengkapan